Apakah Kita Termasuk Orang yang Mentadaburi Al-Qur`an?


Al-quran diturunkan untuk diambil pelajaran darinya, sehingga menjadi petunjuk dalam menjalani kehidupan, dan untuk mengenal mana yang baik dan mana yang buruk.

Adapun al-quran bisa dipahami dan diambil pelajaran darinya dengan jalan mentadaburi atau merenungi ayat-ayat-Nya. Mentadaburi al-quran adalah menelaah dan memahami maksud dari ayat al-Quran dengan lebih mendalam. Tidak sekedar  paham maknanya, tapi juga paham maksud dan kandungan dari makna ayat tersebut.

Dengan demikian mentadaburi Al-Qur`an itu pada asalnya setelah seseorang paham maknanya, atau dengan kata lain, ia paham tafsirnya, baru bisa merenungi berbagai pelajaran yang bisa diambil darinya.

Anjuran untuk mentadaburi ayat-ayat al-Quran tercantum di dalam Quran surat Muhammad ayat 24,

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
“Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur`an ataukah hati mereka terkunci?”

Dan di dalam Quran surat Shad ayat 29,

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka merenungkan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran (yang baik)”

Salah satu karakeristik orang yang beriman dan jujur dengan keimanannya adalah, hatinya selalu penuh dengan keimanan ketika dibacakan ayat-ayat Allah. Semakin ia merenunginya semakin dalam dan kokoh iman di hatinya.

Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذَا مَا أُنْزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَٰذِهِ إِيمَانًا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
“Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata, ‘Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini?’ Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira” (At-Taubah: 124).

Adapun orang yang  tidak mengambil pelajaran dan acuh dengan al-quran seperti orang yang tuli dan buta. Karena hakikatnya mereka tidak mempergunakan kedua panca indra tersebut untuk tujuan penciptaannya, yaitu menuju jalan kebaikan

وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا

“Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta” (QS. Al-Furqan: 73).

Diantara tanda-tanda seseorang sudah terpaut dengan al-Quran adalah khusyuknya hati ketika berinteraksi dengan al-quran, menangis ketika membaca al-quran, merasa nikmat ketika membaca al-quran sehingga hatinya akan gundah ketika tidak membacanya diluar kebiasaan yang dia lakukan.
Orang yang dekat dan menjadi ahli al-quran akan betah berlama-lama dengan al-quran. Membacanya, membaca tafsirnya dan merenungkan apa yang dia baca. Selain itu menjadikan al-quran sebagai rujukan dalam kehidupan.

Orang yang merenungi al-quran akan merasakan kedamaian dan ketenangan, karena al-quran adalah obat penawar bagi penyakit hati dan jasmani.

Imam Ibnu Qoyyim berkata di dalam Kitab Miftah Daris Sa’adah; Sesungguhnya membaca satu ayat saja dengan penuh tafakur dan memahaminya, lebih baik daripada membaca Al-Qur`an dan mengkhatam-kannya tanpa tadabbur dan tanpa memahami. Lebih bermanfaat bagi qalbu untuk menghasilkan iman dan merasakan manisnya Al-Qur`an.


0 komentar: