Manusia perlu berteman karena memang makhluk sosial, kalau nekat tidak ingin berteman… maka akan berubah menjadi makhluk sok-sial.
Bicara tentang pertemanan, berarti membicarakan masalah frekuensi interaksi dan keterkaitan hati, bukan sekedar masalah kenal wajah, kenal nama, dan ngobrol sekali-kali. Apalagi, teman merupakan cerminan diri kita, maka… penting untuk memperhatikan seperti apakah karakter orang-orang yang kita anggap sebagai teman, serta mempertanyakan mengapa kita berteman dengannya?
Dalam tataran yang lebih tinggi, teman merupakan salah satu faktor penting yang dapat menentukan tempat kita berada pasca kematian: Apakah di syurga, atau justru neraka.
Teman Menuju Syurga, Jangan Diabaikan!
Bagaimana pendapatmu jika melihat orang miskin menolak diberi emas, padahal ia sangat memerlukan uang untuk menghidupi diri dan keluarganya?
Hmm...
Merasa ia adalah orang miskin terbodoh di dunia? Merasa kasihan karena ia tidak tahu nilai emas tersebut? Merasa orang miskin tersebut sombong plus munafik karena sok banget menolak pemberian yang berharga buat hidupnya? Atau jangan-jangan… kamu merasa orang miskin itu tidak waras sehingga tidak tahu diri dan keluarganya butuh apa!
Nah, sama juga: Sangat bodoh, kasihan, munafik, dan gila bener kalau diri kita enggan berteman dengan Quran, dengan alasan apa pun (Entah itu karena malas, karena merasa diri hina dan tak pantas, atau karena masih terbata dalam membacanya). Kalau kita menolak Quran, itu berarti kita tidak tahu diri dan tidak mengerti kalau setiap kita tuh butuh al-Quran, sama seperti seorang miskin yang butuh uang untuk pakaian, makan, dan tempat naungan sehari-hari.
Kita sih ngakunya lebih memilih syurga dan ogah mengetuk pintu neraka, tapi faktanya... banyak di antara kita yang mengabaikan keberadaan teman menuju syurga ini.
Berteman dengan Quran, Bagaimana Caranya Sih?
Berteman dengan Quran berarti kita memperbanyak frekuensi interaksi dengan Quran sekaligus menautkan hati kita padanya. Sama kayak sobatan akrab dengan yang lainnya saja, bawaannya pengen ketemuan terus, update status, kalau lama tidak bertemu rasanya rindu.
Lalu bagaimana jika perasaan akrab seperti itu belum singgah di hati kita? Rasanya kok masih berat untuk bergaul dengan ayat-ayat apalagi tafsir Quran, masih asing sekali. Lebih enjoy mendengar orang bernyanyi daripada tilawah. Lebih suka menghapal lirik lagu terbaru daripada hapal surat yang pendek sekalipun.
Hal seperti ini sangat wajar, karena memang tiket ke neraka diobral di mana-mana oleh Iblis yang juga terus-terusan mencari teman. Sementara tiket ke syurga harganya lebih tinggi, tempat pembeliannya lebih menantang. Terus, bagaimana supaya kita bisa berteman akrab dengan Quran? Berikut sedikit tipsnya:
Awali dengan Memancangkan Niat
Pernahkah niat berteman dengan seseorang, eeh beneran menjadi teman? Ya iyalah, segalanya memang berawal dari niat dalam hati. Jika kamu telah memancang niat untuk sobatan dengan Quran, insya Allah sudah menjadi bahan bakar yang bagus, tinggal hidupkan kendaraan dan jalan!
Disiplin Setiap Hari
Disiplin adalah kata kunci selanjutnya, sama seperti disiplinnya kita mengecek akun facebook via HP maupun PC, ganti foto profil plus update status, demikian pula seharusnya kita disiplin membaca Quran, meski hanya selembar dalam sehari pun tidak masalah, daripada tidak sama sekali. Bukankah pertandingan lari antara kura-kura dan kelinci dimenangkan oleh kura-kura? Meski lambat tapi kontinyu, daripada si kelinci yang cepat tapi kemudian merasa cukup sehingga ia beristirahat lama di bawah pohon, tidak menyadari dirinya tengah lalai. Akan tetapi, yang terbaik adalah mereka yang bisa cepat seperti kelinci dan juga kontinyu seperti kura-kura.
Mencari Tahu Keutamaan Quran
Namanya juga manusia, termotivasi sesuatu kalau ada keuntungan yang bisa diperoleh. Maka, agar motivasi kita kian menebal, penting untuk mencari tahu apa saja keutamaan-keutamaan para sahabat Quran.
Al-Quran, Teman Unggulan
Ada manusia yang berteman karena harta, kecantikan atau kegagahan fisik, juga karena kepandaian dan talenta tertentu, atau bahkan karena jabatan dan kedudukan.
Kebanyakan manusia berteman karena ada alasan, oleh karena itu, Allah pun menawarkan banyak keutamaan dan keunggulan bagi siapa pun yang banyak berinteraksi dengan Quran. Tentu saja ini dapat menjadi alasan untuk mulai berkawan dengan Quran yang selama ini kita lalaikan. Apalagi keutamaan bagi para sahabat Quran tidak hanya diperoleh di akhirat (yang masih ghaib), tapi juga di dunia.
Keutamaan di Dunia
Habis waktu untuk mempelajari Quran akan ”dibayar” berkali lipat.
”Barang siapa yang disibukkan al-Quran dalam rangka berdzikir dan memohon kepada-Ku, niscaya akan Aku berikan sesuatu yang lebih utama dari apa yang telah Ku berikan pada orang-orang yang meminta. Dan keutamaan Kalam Allah dari seluruh Kalam selain-Nya seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya.” [H. R. Turmudzi]
Bukankah kita memiliki banyak hajat/ keinginan? Daripada menghabiskan waktu untuk bekerja tanpa jelas juntrungannya, kepala di kaki-kaki di kepala tapi segalanya serba tidak pasti, mengapa tidak ambil jalan pintas? Jalan tercepat untuk mencapai keinginan tersebut adalah banyak berinteraksi dengan Quran!
Semua manusia HARUS iri pada sahabat Quran.
”Tidak boleh iri KECUALI terhadap dua kenikmatan; kepada seorang yang diberi Al-Quran oleh Allah kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, dan orang yang diberi harta oleh Allah lalu ia membelanjakannya di jalan Allah sepanjang malam dan siang.” [H.R. Bukhari]
Padahal iri adalah salah satu penyakit hati yang tidak diperbolehkan loh, misalnya iri sama teman yang dapat beasiswa ke luar negeri, iri sama aktris berwajah cantik tanpa cela, iri pada handphone canggih milik tetangga. Akan tetapi kalau kita menjadi kawan al-Quran, seluruh makhluk harus iri pada kita. Hmmm...
Teman Quran lebih berhak menjadi pemimpin
”Yang berhak menjadi imam adalah yang paling banyak interaksinya dengan al-Quran.”[HR. Muslim]
Misalnya ada pemilihan ketua OSIS, ketua kelas, walikota, bahkan presiden sekalipun, seharusnya mengutamakan orang yang paling banyak interaksi dengan Quran, hapalannya banyak, bacaan tajwidnya lancar, makhroj hurufnya baik.
Berteman dengan Quran akan mendapat ketenangan
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, membaca kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka; kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, diliputi rahmat, dikelilingi malaikat, dan Allah SWT. menyebut nama-nama mereka di hadapan makhluk yang ada di dekat-Nya.” [H.R. Muslim]
Saat ini banyak orang stress, depresi, sakit jiwa, disebabkan hatinya selalu gelisah dan tidak tenang. Menggunakan obat penenang malah beresiko terhadap kesehatan, bagi orang beriman, obat penenang paling mujarab adalah bacaan Quran.
Keutamaan di Akhirat
Quran akan memberi syafaat bagi para sahabatnya
”Bacalah al-Quran, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat menjadi pemberi syafaat bagi orang-orang yang bersahabat dengannya.” [H.R. Bukhari]
Syafaat adalah usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. Di akhirat kelak tidak akan ada yang peduli pada kita, bahkan teman-teman kita saat ini akan cuek, sibuk memikirkan diri masing-masing, begitu pula orangtua dan kerabat. Maka beruntunglah para sahabat Quran karena ia akan mereguk manfaat berteman dengan Quran selama di dunia, kelak Quran akan memberi syafaat padanya.
Quran akan membela para sahabatnya
”Didatangkan pada hari kiamat al-Quran dan ahlinya—yakni orang-orang yang dulu mengamalkannya di dunia. Surat al-Baqarah dan Ali Imran maju mendampinginya dan membelanya.”[H.R. Muslim]
Bayangkan kalau kita menjadi terdakwa, tapi tidak ada yang bersedia menjadi pengacaranya, sedih banget kan? Nah, hal itu tidak akan terjadi pada sahabat Quran, karena Quran akan menjadi pendamping dan pembela bagi sahabatnya.
Pahala berlipat ganda
“Barang siapa yang membaca satu huruf dari al-Quran, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan akan menjadi sepuluh kali lipat.”[H.R. Turmudzi]
Buat yang merasa banyak dosa, jangan berputus asa dari rahmat Allah! Membaca Quran bisa mendatangkan pahala berlipat-lipat! Semoga bisa mengimbangi koleksi dosa kita setiap harinya.
Mengangkat derajat orangtua di akhirat
“Barang siapa yang belajar al Quran dan mengamalkannya akan diberikan kepada kedua orangtuanya pada hari kiamat mahkota cahaya lebih indah dari cahaya matahari. Kedua orangtua itu akan berkata, “mengapa kami diberi ini?” maka dijawab, “karena anakmu yang telah mempelajari al Quran.” [H.R. Abu Dawud, Ahmad dan Hakim]
Mungkin di dunia, orangtua dibanggakan dengan level pendidikan anaknya, dengan materi yang diperoleh anaknya, tapi kelak di akhirat hal seperti itu tidak laku lagi, justru orangtua akan sangat bangga pada anaknya yang berteman dengan quran.
Tidak Sekedar Berteman, tapi Bersahabat dengan Quran
Ketika kita sudah memulai interaksi dengan Quran dan mengetahui begitu banyak keutamaan berkawan dengan Quran, mengapa tidak kita naikan level kita menjadi sahabat Quran?
Sedikit perbedaan, kalau sahabat itu jauh lebih dekat dan akrab bahkan mesra, lengket tak terpisahkan, kapanpun kita bahagia, sedih, atau marah, yang pertama kali kita ingat sebagai tempat curhat adalah sahabat. Betul kan?
Ya, jadikan saja Quran sebagai sahabat kita! Bukankah bersahabat dengan manusia tidak melulu menyenangkan? Terkadang kita menganggapnya sahabat, ternyata dia tidak menganggap kita demikian. Dengan menjadi sahabat Quran, kita telah memiliki sahabat terbaik yang tidak akan pernah mengecewakan kita.
Bagaimana cara menjadi sahabat Quran?
Perbaiki bacaan! (tahsin)
Cara membaca Quran tidak asal bunyi saja, ada makhroj (tempat keluar) setiap hurufnya, ada hukum tajwidnya, dan itu musti dipelajari. Jangan sampai kita baca Quran dengan sekenanya sehingga arti ayat yang kita baca malah berbeda.
Bagi orang-orang yang bersedia memperbaiki bacaan Qurannya, insya Allah sudah memperlihatkan kesungguhannya menjadi sahabat Quran.
”Orang yang pandai berinteraksi dengan Quran akan bersama malaikat yang mulia dan taat; sedangkan orang yang membaca Quran terbata-bata dan merasa kesulitan akan mendapatkan dua pahala.”[HR. Muslim]
Hebat bukan? Bahkan ketika kita belajar membaca Quran sesuai dengan aturannya, meski terbata-bata kita tetap diganjar dua pahala.
Tambah hapalan
Membaca Quran saja sudah berpahala, apalagi menghapalnya!
Belajar sekaligus mengajarkan Quran
Jangan dipikir mengajar Quran hanya pekerjaan guru TPA! Kita bisa kok mengajar Quran melalui fb atau twitter atau blog kita. Misalnya kita mengetahui makna dari suatu ayat kemudian kita menuliskannya untuk disebar ke teman-teman lain. Atau kita lagi curhat suatu masalah, kemudian menemukan jawabannya dalam Quran, sampaikan hal tersebut di status kita. Jangan merasa sok alim dengan melakukan begitu, karena kita kan sedang bersahabat dengan Quran.
”Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Quran dan mengajarkannya.”[HR. Bukhori]
Hadits di atas bukan berbunyi ”Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Quran kemudian mengajarkannya” loh! Artinya proses belajar dan mengajar Quran dilakukan bersamaan alias serempak. Meskipun kita baru bisa melafalkan satu huruf Quran secara tepat, kita sudah punya potensi untuk mengajarkannya pada orang lain. Rasul juga bersabda untuk menyampaikan kebaikan meskipun hanya satu ayat. Jadi, semangat untuk mengajarkan Quran harus berkobar di dalam hati setiap kita.
Mengamalkan Quran
Jangan sampai kita hanya fasih membaca Quran tapi akhlak kita tetap saja bobrok. Itu sih belum menjadi sahabat Quran namanya! Amalkan lah nilai-nilai Quran, misalnya dengan memaafkan kesalahan orang, silaturahim, berbakti pada orang tua, tidak berkata kasar, tidak banyak mengeluh.
Rasakan sensasinya! Menjadi sahabat Quran ternyata juga memperbaiki akhlak kita, dan perbaikan akhlak membuat kita lebih dicintai manusia lainnya.
Kalau Masih Tetap Menolak Berteman...
Yap, sudah siap berteman dan menjadi sahabat Quran? Kalau masih berpikir dua kali, disarankan untuk segera mencari Quran dan membacanya sekarang juga! Jangan sampai kita kebanyakan mikir daripada bertindak, akhirnya syetan cari celah untuk menggoda, bukannya jadi sahabat Quran eeh malah jadi sahabat syetan. Na’udzubillah.
Jika masih saja ada di antara kita yang menolak berteman dengan Quran, duh kasian deh… mungkin kita memang orang miskin yang tidak sadar sedang ditawarkan emas. [Sumber: Annida-online.com]
0 komentar: