Betapa
seringnya kita membaca al-quran, berkali-kali kita telah khatam al-quran. Tapi sudah
pernahkah kita merasakan ada perubahan dalam iman kita? Adakah perubahan dengan
kondisi hati kita? Atau al-Quran hanya dijadikan rutinitas ibadah yang kering
dengan makna dan tidak memberikan perubahan apa-apa yang berarti bagi kita?
Sudah jelas
bahwa Al-Quran tidak hanya sekedar dibaca saja akan tetapi di-tadabburi,
dipelajari dan diamalkan. Allah Ta’ala berfirman,
كِتَابٌ
أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا
الْأَلْبَابِ
“Ini adalah
sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang
mempunyai pikiran.” (QS. Shaad:29).
Dengan memahami
apa yang kit abaca, biasanya hati akan tersentuh dan mudah untuk menangis. Maka
tak heran jika emosional kita tidak terbawa, karena kita tidak paham apa yang kit
abaca. Banyak para salaf yang matanya mengalirkan air mata ketika membaca ayat
al-Quran. Menangis takut ketika bertemu dengan ayat-ayat yang berisi
peringatan. Dan menangis penuh rindu ketika menemukan ayat tentang rahmat Allah Ta’ala.
Memang
benar, kita tidak mesti harus menangis terus ketika membaca Al-Quran. Akan
tetapi jika seumur hidup tidak pernah mata ini tersentuh dengan Al-Quran maka
kita harus banyak-banyak intropeksi diri. Karena salah satu ciri seorang mukmin
adalah hatinya bergetar dan bertambah imannya ketika dibacakan Al-Quran dan
matapun bisa menangis bahagia.
Allah
menyebutkan salah satu ciri seorang yang beriman adalah hatinya peka terhadap
Al-Quran. Peka dan bergetar ketika disebut nama Allah.
Allah Ta’ala
berfirman,
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ
عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya,
bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka
bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2).
Berikut
kisah panutan kita Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dimana beliau berlinang air mata ketika dibacakan
Al-Quran.
Dari Ibnu Mas’ud
radhiallahu ‘anhu berkata,
قال
لي النبيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : ” اقْرَأْ علَّي القُرآنَ ” قلتُ : يا رسُولَ
اللَّه ، أَقْرَأُ عَلَيْكَ ، وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ ؟ ، قالَ : ” إِني أُحِبُّ أَنْ
أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِي ” فقرَأْتُ عليه سورَةَ النِّساء ، حتى جِئْتُ إلى هذِهِ الآية
: { فَكَيْفَ إِذا جِئْنا مِنْ كُلِّ أُمَّة بِشَهيد وِجئْنا بِكَ عَلى هَؤلاءِ شَهِيداً
} [ النساء / 40 ] قال ” حَسْبُكَ الآن ” فَالْتَفَتَّ إِليْهِ ، فَإِذَا عِيْناهُ
تَذْرِفانِ)
.
”Suatu
ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Bacakanlah
al-Qur’an kepadaku.” Maka kukatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah
saya bacakan al-Qur’an kepada anda sementara al-Qur’an itu diturunkan kepada
anda?”. Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya aku senang mendengarnya dibaca oleh
selain diriku.” Maka akupun mulai membacakan kepadanya surat an-Nisaa’. Sampai
akhirnya ketika aku telah sampai ayat ini (yang artinya), “Lalu bagaimanakah
ketika Kami datangkan saksi bagi setiap umat dan Kami jadikan engkau sebagai
saksi atas mereka.” (QS. an-Nisaa’ : 40). Maka beliau berkata, “Cukup, sampai
di sini saja.” Lalu aku pun menoleh kepada beliau dan ternyata kedua mata
beliau mengalirkan air mata” (HR. Bukhari [4763] dan Muslim [800]).
Nabi
Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا يلج
النار رجل بكى من خشية الله حتى يعود اللبن في الضرع
“Tidak akan
masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai
susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya” (HR. Tirmidzi
no. 1633).
سَبْعَةٌ
يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إلا ظلُّهُ ….، ورَجُلٌ ذَكَرَ اللَّه
خالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Ada tujuh
golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan
kecuali naungan-Nya; …. dan [7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian
sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis)” (HR. Bukhari [629] dan
Muslim [1031]).
Dan sabda
beliau Shallallâhu ‘alaihi wa sallam,
عينان
لا تمسهما النار ، عين بكت من خشية الله ، وعين باتت تحرس في سبيل الله
“Ada dua
buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena
merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena
menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah” (HR. Tirmidzi
[1639], disahihkan Syaikh Al-Albani dalam Sahih Sunan At-Tirmidzi [1338]).
Demikian
semoga bermanfaat.
0 komentar: