Mengapa Al Qur’an disebut Sebagai Mukjizat Terbesar? 5 Bukti

Dulu saya pernah berpikir, mengapa Al Qur’an disebut-sebut sebagai mukjizat yang terbesar?

Kenapa saya berpikir begitu? karena dalam pikiran saya, mukjizat haruslah sesuatu yang sakti. Seperti mukjizat Nabi Musa as. yang tongkatnya bisa berubah jadi ular dan membelah laut atau yang tangannya bisa mengeluarkan cahaya. Atau seperti mukjizat Nabi Nuh as. yang bisa membuat kapal raksasa di atas gunung. Atau seperti Nabi Isa as. yang bisa menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang yang buta.

 Sedangkan Al Qur’an, apanya yang sakti? Al Qur’an hanyalah kitab. Sebuah kitab yang banyak dicetak dan dibaca oleh kaum muslimin, sehingga terkesan sebagai sesuatu yang biasa saja.

 Mengapa Al Qur’an disebut sebagai mukjizat? Saya pun terus berpikir…Seiring berjalannya waktu, saya mulai paham akan kemukjizatan Al Qur’an. Hasil berpikir saya menghasilkan 5 hal yang menyebabkan saya semakin yakin akan kemukjizatan Al Qur’an. Lima hal tersebut adalah:

Tidak berubah

Al Qur’an, dari dulu hingga sekarang, tidak pernah berubah. Tidak berubah, baik bertambah ataupun berkurang, walaupun hanya satu huruf saja.

 Mustahil merubah isi Al Qur’an. Jika satu huruf saja berubah, pasti seluruh muslim dari penjuru dunia akan protes. Mengapa bisa? Karena Al Qur’an sudah dihafal oleh jutaan orang di seluruh dunia. Mengubah Al Qur’an seumpama ada orang yang mengatakan, “Eh, Ka’bah itu di Jakarta loh!”. Alih-alih percaya, orang itu langsung dicap sebagai pembohong. Kenapa begitu, karena sudah ramai orang tau bahwa Ka’bah itu terletak di Makkah.

 Lalu, apa istimewanya dengan ketidakberubahan isi Al Qur’an? Kawan, Al Qur’an bukan diturunkan 10 atau 50 tahun yang lalu. Al Qur’an telah diturunkan secara komplit sejak 14 abad lebih yang lampau. 14 abad lebih bukanlah rentang waktu yang sebentar. Di rentang waktu yang panjang itu terjadi berbagai macam perubahan sejarah dan kebudayaan, pergolakan politik, hingga peperangan yang bisa memberikan pengaruh terhadap perubahan isi Al Qur’an. Bahkan usaha-usaha pemalsuan Al Qur’an pun sudah pernah dilakukan. Seperti yang dilakukan oleh Musailamah Al Kadzdzab. Sehingga untuk mempertahankan keaslian Al Qur’an dalam rentang waktu yang lama tersebut bukanlah perkara yang mudah.

 Kalau sekiranya Al Qur’an bukan mukjizat, pastilah dia sudah berubah isinya. Seperti yang terjadi pada kitab-kitab suci lain, yang tidak cuma berubah satu-dua ayat, tapi juga berubah menjadi banyak versi!

Mudah dihafal

Selain tidak berubah, Al Qur’an juga mudah untuk dihafal. Mudah dihafal, bukan hanya bagi para orang dewasa, tapi bahkan bagi anak-anak balita. Betapa banyak kita temukan anak balita yang sudah mampu menghafal Al Qur’an. Bahkan anak usia SD pun sudah banyak yang hafal 30 juz Al Qur’an.

 Masih kecil sudah hafal Al Qur’an bukan cuma cerita manusia-manusia hebat zaman dulu, tapi juga berlaku buat zaman sekarang. Dengan mata kepala sendiri kita melihat betapa banyak anak-anak yang hafal Al Qur’an, walaupun bukan orang Arab, walaupun tidak bisa bahasa Arab. Adik saya sendiri yang masih kelas 3 SD sudah hafal separuh Al Qur’an. Di dunia ini terdapat jutaan orang hafal Al Qur’an, di Libya saja terdapat 500 ribu penghafal Al Qur’an.

 Kalaulah Al Qur’an bukan mukjizat, pastilah dia tidak bisa dihafalkan. Seperti kitab-kitab suci agama lain yang tidak bisa dihafal. Jangankan oleh orang awam/anak-anaknya, pemuka agamanya sendiri pun tidak hafal!

Tidak membosankan

Yang tidak kalah aneh juga adalah, Al Qur’an tidak pernah bosan untuk dibaca. Benar-benar aneh. Saya sendiri tidak tau mengapa bisa begitu? 

 Padahal setiap muslim minimal membaca Al Qur’an surat Al Fatihah minimal 17 kali sehari (karena shalat fardhu sehari semalam berjumlah 17 rakaat), atau sebulan sekitar 500 kali, atau setahun lebih dari 6000 kali. Kalau usia Anda 20 tahun berapa kali Anda sudah membaca Al Fatihah? Silahkan hitung sendiri 🙂

 Itupun belum ditambah dengan pembacaan surat Al Fatihah di shalat-shalat sunnah, di wirid/dzikir, di dalam doa-doa, atau di dalam murajaah. Itupun bukan cuma surat Al Fatihah, semua surat di dalam Al Qur’an tidak ada yang membosankan. Semuanya selalu enak dibaca. Tidak ada rasa bosan sama sekali walaupun diulang-ulang terus.

 Jika Anda penggemar novel, berapa kali Anda membaca ulang novel kegemaran Anda? pernah sampai 100 kali ulangan saja? Jika Anda penggemar musik, berapa kali Anda menyanyikan ulang lagu kegemaran Anda? pernah sampai 1000 kali saja?

Kalaulah Al Qur’an bukan mukjizat, pastilah dia sudah menjadi kitab yang membosankan untuk dibaca. Seperti kitab-kitab agama lain yang sudah ditinggalkan ummatnya sendiri. Jangankan baca sampai ribuan kali, jangan-jangan mereka belum pernah baca kitabnya sendiri secara kesuluruhan walaupun cuma sekali.

Isinya benar semua

Yang bisa membuat kita semakin yakin akan kemukjizatan Al Qur’an adalah kebenaran yang terkandung di dalamnya. Kawan, isi Al Qur’an itu benar semua. Dari sisi sejarah, misalnya, Al Qur’an banyak menceritakan sejarah kaum-kaum sebelum diturunkannya Al Qur’an. Seperti sejarah Fir’aun, sejarah kaum Aad, kaum Tsamud. Semua itu ternyata telah terbukti benar. Al Qur’an juga menceritakan masa depan, yang satu persatu telah terbukti saat ini. Seperti terbuktinya tentang kekalahan Romawi yang diceritakan dalam Surat Ar Rum.

 Di sisi sains/teknologi juga begitu. Sains modern terus mengungkap kebenaran Al Qur’an. Seorang pakar embriologi asal Kanada, Keith L. More, terpukau dengan ayat Al Qur’an yang bercerita tentang proses pembentukan bayi di dalam perut ibu. Logikanya, bagaimana mungkin seorang Muhammad yang hidup di abad ke-7 bisa tau tahapan-tahapan perkembangan bayi yang baru diketahui pada abad 20?. Allah swt pun memberikan hidayah kepadanya, sekarang beliau bukan cuma sebagai ilmuan muslim, tapi juga sebagai seorang da’i.

 Sesempurna apapun buatan manusia, pasti terdapat kekurangannya. Kalaulah Al Qur’an bukan kalamullah, pastilah Al Qur’an itu banyak kurangnya, sehingga perlu dikoreksi.

 Kalaulah Al Qur’an bukan mukjizat, pastilah terdapat pertentangan yang banyak di dalamnya. Seperti yang terjadi pada kitab-kitab suci lain, sehingga sering di revisi. Masak kitab suci direvisi?? Aneh banget.


Tidak ada yang bisa buat

Sampai sekarang, belum ada yang bisa buat satu surat yang yang serupa dengan Al Qur’an. Padahal ilmu sastra sudah jauh berkembang, ilmu sains apalagi, ilmu sejarah juga. Andaikan sastrawan terhebat, saintis terpintar, sejarawan kawakan, dan pemuka agama kondang berkumpul (ditambah pentolan-pentolan jin kalau perlu), pastilah mereka tetap tidak mampu membuat yang serupa dengan Al Qur’an, walaupun hanya satu surat saja. Al Qur’an memang bener-bener ajib…

Itulah 5 hal yang saya anggap menjadi bukti bahwa Al Qur’an itu memang mukjizat terbesar. Silahkan bagi yang ingin nambahkan.

 Semoga kita semakin bertambah keimanan kita terhadap Al Qur’an. Sehingga membuat kita semakin semangat membacanya, mengkajinya, menghafalkannya, dan mengamalkannya.

[khalifahma.wordpress.com]

0 komentar: