وَآتَاكُمْ
مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا
ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
Dan Dia
telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan
kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari
(nikmat Allah).
(Qs.
Ibrahim: 34)
---
Allah telah
menyediakan bagi kita segala sesuatu yang kita perlukan dalam semua keadaan
sesiau dengan apa yang kita mohon kepada-Nya." begitu kata Ibnu Katsir di
dalam Kitab Tafsirnya.
Bahkan ulama
salaf mengatakan bahwa Allah tidak hanya memberi apa yang kita mohon atau
pinta. Apa-apa yang tidak kita pinta pun Allah berikan, dan itu tidak bisa
dihitung jumlahnya. Pernahkah kita meminta nafas, penglihatan, dan pendengaran?
Tidak pernah. Karena semua sarana itu sudah terpasang dengan sempurna di tubuh
kita. Tapi sedikit sekali dari kita yang menyadari nikmat yang besar, sehingga
lupa untuk beryukur.
Di ayat ini
Allah menjelaskan sisi ketidakmampuan kita sebagai hambanya untuk menghitung
nikmat-nikmat-Nya yang begitu besar, terlebih lagi untuk menunaikan syukur.
Talq Ibnu
Habib, sebagaimana di kutip di dalam Tafsir Ibnu Katsir, pernah berkata,"
Sesungguhnya hak Allah itu jauh lebih besar dan berat daripada apa yang
dikerjakan oleh kita sebagai ungkapan rasa syukur kita. Maka tak heran jika di
dalam kitab Sahih Bukhori disebutkan bahwa Rasulullah sholallahu alaihi wa
salam pernah mengucapkan doa berikut,
"Ya
Allah, bagi engkaulah segala puji yang tidak pernah tercukupkan, tidak pernah
terpisahkan dan tidak pernah tertinggalkan, Wahai Tuhan kami.
Al-Hafiz Abu
Bakar Al-Bazzar mengatakan di dalam kitab Musnad-nya bahwa Nabi Sholallahu
alaihi wa salam bersabda,
“Kelak
dikeluarkan tiga diwan (catatan) bagi anak Adam pada hari kiamat, yaitu diwan
yang di dalamnya tercatatkan amal salehnya, diwan yang didalamnya tercatatkan
dosa-dosanya, dan diwan yang di dalamnya tercatatkan nikmat-nikmat Allah Swt.
yang telah diberikan kepadanya.
Lalu Allah
berfirman kepada nikmat-Nya yang paling kecil, – yang menurut Al-Bazzar Ismail
Ibnu Haris adalah diwan yang di dalamnya tercatatkan nikmat-nikmat-Nya,-
‘Ambillah upahmu dari amal salehnya.” Maka ia mengambil semua amal salehnya,
lalu menjauh dan berkata, ‘Demi Keagungan-Mu, aku masih belum cukup, tetapi
yang tertinggal hanyalah dosa-dosanya dan catatan nikmat-nikmat-Mu.’ Apabila Allah
menghendaki merahmatinya, maka Dia berfirman, ‘Hai hamba-Ku, sekarang Aku lipat
gandakan kebaikan-kebaikanmu dan Aku maafkan keburukan-keburukanmu.’
Menurut
Al-Bazzar Ismail ibnul Haris, Allah mengatakan, ‘Aku anugerahkan
nikmat-nikmat-Ku kepadamu (tanpa balasan)’.”
Predikat
hadits ini gharib dan sanadnya dhoif.
Di dalam
kitab asar disebutkan bahwa Daud Alaihi salam pernah berkata, “Wahai Tuhanku,
bagaimana aku dapat bersyukur kepada Engkau, sedangkan syukurku kepada-Mu
termasuk nikmat dari-Mu pula yang Engkau berikan kepadaku?”
Maka Allah
menjawab melalui firman-Nya, “Sekarang engkau, hai Daud, telah bersyukur
kepada-Ku; karena kamu telah mengakui akan kelalaianmu dalam menunaikan rasa
syukurmu kepada-Ku atas nikmat-nikmat-Ku yang Kuberikan kepadamu.”
Imam Syafii
rahimahullah mengatakan, “Segalapuji bagi Allah, yang salah satu dari
nikmat-Nya tidak dapat disyukuri kecuali berkat adanya nikmat baru yang
mendorong seseorang untuk bersyukur kepada-Nya.”
Ya, petunjuk
untuk bisa bersyukur pun merupakan salah satu nikmat Allah yang pantas untuk
kita syukuri. Syukur yang melahirkan syukur. Karena nikmat-Nya melimpahi
semesta kehidupan kita.
Sahabat,
kadang rasa pesimis dalam hidup timbul karena kita kurang menyadari
nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. Kita telah terbutakan
oleh gemerlap dunia dan segala perhiasannya dari orang-orang yang ada di
sekitar kita.
Kita lupa
bahwa nikmat yang paling besar itu adalah nikmat iman dan islam yang ada di
dada. Kita lupa bahwa kekayaan yang paling utama itu adalah kesehatan,
kesempatan hidup dan anggota badan yang sempurna.
Maka,
jangalah pesimis. Tersenyumlah karena nikmat-Nya begitu banyak.
0 komentar: