Bersama 1 Kesulitan, ada 2 Kemudahan


فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا()إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh  ayat 5 dan 6)

Sahabat,
Pernahkah kita merasa bahwa kesulitan begitu keras menghantam jiwa kita sehingga kita merasakan dada yang sempit dan pandangan yang seakan gelap? Pernahkah kita merasakan rasa frustasi yang selalu menghantui kehidupan kita sehingga kita tak tahu lagi apa yang mesti dilakukan?

Mungkin kondisi itu terjadi karena kita tidak menyadari bahwa Allah subhanahu wata'ala telah memberikan jalan keluar. Hanya saja kita abai karena pikiran yang tertutup dan jauhnya hati dari iman. Atau juga kita hanya terpaku pada penderitaan sehingga kita ‘tidak mengenali’ anugerah Allah subhanahu wata'ala yang telah dilimpahkan kepada kita dengan begitu banyaknya.

Sahabat,
Marilah kita perhatikan dua ayat di atas. Kata “al ‘usr (kesulitan)” yang diulang dalam surat Alam Nasyroh hanyalah satu. Al ‘usr dalam ayat pertama sebenarnya sama dengan al ‘usr dalam ayat berikutnya karena keduanya menggunakan isim ma’rifah (seperti kata yang diawali alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, “Jika isim ma’rifah  diulang, maka kata yang kedua sama dengan kata yang pertama, terserah apakah isim ma’rifah tersebut menggunakan alif lam jinsi ataukah alif lam ‘ahdiyah.” Intinya, al ‘usr (kesulitan) pada ayat pertama sama dengan al ‘usr (kesulitan) pada ayat kedua.[1]

Sedangkan kata “yusro (kemudahan)” dalam surat Alam Nasyroh itu ada dua. Yusro (kemudahan) pertama berbeda dengan yusro (kemudahan) kedua karena keduanya menggunakan isim nakiroh (kata yang tidak diawali alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, “Secara umum, jika isim nakiroh itu diulang, maka kata yang kedua berbeda dengan kata yang pertama.” Dengan demikian, kemudahan itu ada dua karena berulang. Ini berarti ada satu kesulitan dan ada dua kemudahan.

Nah, bagaimana jadinya jika Allah subhanahu wata'ala menurunkan kepada kita satu kesulitan kemudian setelah itu ada dua kemudahan. Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan. Dari ayaat ini kita harus yakin bahwa dibalik satu kesulitan ada dua kemudahan. Dibalik satu masalah, Allah subhanahu wata'ala telah sediakan dua jalan keluar dan solusi.

Akhir berbagai kesulitan adalah kemudahan

Berkaitan dengan dua ayat ini, di dalam kitab Taisir Karimir Rahman Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengatakan, “Kata al ‘usr (kesulitan) menggunakan alif-lam dan menunjukkan umum (istigroq) yaitu segala macam kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana pun sulitnya, akhir dari setiap kesulitan adalah kemudahan.

Sahabat,

Dari sini kita bisa mengambil faidah bahwa badai pastilah berlalu. After a storm comes a calm. Setelah kesulitan selalu ada jalan keluar.

Dalam ayat  di atas, digunakan kata ma’a, yang asalnya bermakna “bersama”. Artinya, “kemudahan akan selalu menyertai kesulitan”. Seandainya kesulitan itu membelit hidup kita, maka kemudahan akan menyertainya. Mungkin tidak berlebihan jika kita sebut kesulitan dan kemudahan itu adalah satu paket yang tidak bisa dipisahkan. Mustahil ada kesulitan tanpa adanya kemudahan yang telah Allah sertakan bersamanya. Begitulah, kemudahan akan terus menemani kesulitan walaupun di medan yang sesulit apa pun.

Selain dua ayat tadi, Allah subhanahu wata'ala juga berfirman,

سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا

Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath Tholaq: 7)

Hampir sama dengan redaksi ayat yang kita tadaburi bersama, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً
“Bersama kesulitan, ada kemudahan.”[HR. Ahmad]

Tidak ada yang paling tepat janjinya selain Dzat yang pasti menepati janji-Nya. Allah Rabb semesta alam. Apa lagi yang kita ragukan? Tak ada manusia yang paling sempurna kejujurannya selain Rasulullah shallallahu Alaihi wassalam tercinta. Maka apa lagi yang kita sangsikan?


[1] Rumaysho.com

0 komentar: