إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا
رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:
"Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.
أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ
الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Mereka
itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas
apa yang telah mereka kerjakan.
( QS.
al-Ahqaf ayat 13-14 )
Orang yang beriman kepada Allah subhanahu
wata'ala kemudian dia beristiqomah dengan imananannya, yakni tidak dicampuri
oleh kesyirikan sedikit pun, dia menetapi garis-garis syariat yang telah Allah
subhanahu wata'ala tentukan, maka tidak ada rasa khawatir yang akan menjangkiti
perasaan mereka. Mereka juga tidak merasa sedih karena keimanan itu telah menyepuh
hati mereka dari segala gundah gulana.
Gangguan orang-orang yang tidak senang dengan
keimannan mereka, tidak membuat mereka menjauh dari Allah subhanahu wata'ala.
Justru mereka semakin dekat dengan Allah subhanahu wata'ala. Semakin berat
ujian atau siksaan yang menimpa, maka semakin istiqomah mereka berada di
jalan-Nya.
Mereka juga tidak merasa sedih dari apa yang
hilang dari mereka. Karena mereka yakin bahwa penderitaan itu tidak ada
apa-apanya dibanding balasan Allah subhanahu wata'ala di akhirat kelak.
Pandangan Ulama Tentang Istiqomah
Istiqomah
adalah tegak berdiri di atas prinsip kebenaran yang diyakininya. Istiqamah
merupakan sikap hidup yang mampu berdiri di atas prinsip tauhid dan mendorong
dirinya untuk senantiasa konsisten dengan prinsip itu dalam kondisi dan situasi
apapun.
Istiqomah
dapat melekat dalam diri seorang muslim apabila ia telah benar-benar beriman
dan seluruh hidupnya diabdikan untuk keimanan yang telah dia pegang. Sehingga menafikan segala
sesuatu selain iman kepada Allah. Karena itu dapatlah dikatakan bahwa istiqomah
merupakan implementasi dari keimanan kepada Allah yang melahirkan penyerahan
diri secara total kepada-Nya. Dengan
demikian apapun yang dihadapinya tidak akan merubah prinsip hidup itu
Kata
"Istiqomah" secara bahasa berarti Tegak dan Lurus. Sedangkan secara
Istilah, para salafus shalih memberikan beberapa definisi, diantaranya :
1. Abu Bakar Ash Shiddiq radhiallahu 'anhu :
"Hendaknya
kamu tidak menyekutukan Allah dengan apapun juga".
2. Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu :
"Hendaknya kita bertahan dalam satu
perintah atau larangan, tidak berpaling seperti berpalingnya seekor
musang".
3. Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu : "Istiqomah artinya ikhlas".
4. Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu:"Istiqomah adalah melaksanakan
kewajiban".
5. Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu:"Istiqomah mengandung 3 macam arti :
Istiqomah dengan lisan (yaitu bertahan terus mengucapkan kalimat syahadat),
istiqomah dengan hati (artinya terus melakukan niat yang jujur) dan istiqomah
dengan jiwa (senantiasa melaksanakan ibadah dan ketaatan secara terus-menerus).
6. Ar Raaghib :"Tetap berada di atas jalan yang
lurus".
7. Imam An Nawawi :"Tetap alam ketaatan". Sehingga
Istiqomah mengandung pengertian : "tetap dalam ketaatan dan di atas jalan
yang lurus dalam beribadah kepada Allah 'Azza wa Jalla".
8. Mujahid :“Istiqamah
adalah komitmen terhadap syahadat tauhid sampai bertemu dengan Allah Taala”.
9. Ibnu Taimiah :“Mereka
beristiqamah dalam mencintai dan beribadah kepada-Nya tanpa menoleh kiri
kanan”.Dengan kata lain istiqomah mengandung suatu arti mendalam dalam
beribadah kepada-Nya, mencintai sepenuh hati dalam mencari Ridha-Nya.
0 komentar: